Dilamarmu

Aku mau menjadi wanitamu, yang selalu diajak makan berdua denganmu, walaupun di pinggir jalan memakan nasi goreng kesukaanku atau sate kesukaanmu.

Aku mau menjadi wanitamu, yang setiap pagi menanyakan ingin makan apa. Lalu katamu, apapun makanannya— kalau yang membuatkanmu aku pasti suka.

Aku mau menjadi wanitamu, yang memelukmu erat saat kau ingin rebah dari lelah. Lalu kusisipkan kecupan hangat di pipimu dan berkata "Aku selalu di sini".

Aku mau menjadi wanitamu, yang bersedia mendengar semua keluh kesahmu juga bahagiamu. Telinga, raga, mata, hatiku selalu ada untukmu.

Aku mau menjadi wanitamu, yang setiap kau berangkat kerja aku mencium tangan kekarmu; yang pulangnya membukakan dasi kemejamu lalu menyiapkan air hangat juga makan malam untukmu.

Aku mau menjadi wanitamu, yang hangat rumah dan dingin amarahmu hanya aku yang rasa—juga tawa dan isakmu hanya aku yang tahu.

Aku mau menjadi wanitamu yang pundakmu memang kausediakan hanya untukku, yang tanganmu hanya mengusap puncak kepalaku dan lenganmu yang memang hanya merengkuh tubuhku.

Aku mau menjadi wanitamu yang setiap paginya di sampingmu untuk menemanimu membaca koran dan aku berikan teh hangat juga biskuit—lalu sesekali dengan manja menciummu dan berkata aku menyayangimu.

Aku mau menjadi wanitamu yang siap diajak belanja bahan-bahan keperluan usahamu, tidak masalah sekadar naik motor asalkan aku hanya berdua denganmu.

Aku mau menjadi wanitamu yang menemanimu sampai larut malam di sebelah meja kerjamu, sesekali mengantarkan kopi untuk meringankan kantukmu meskipun akhirnya aku yang ketiduran terlalu lama menunggumu.

Aku mau menjadi wanitamu yang selalu membuatmu tersenyum ketika kau bangun dari tidurmu.

Aku mau menjadi wanitamu yang selalu bahagia bertukar dunia denganmu.

Ya, aku mau menjadi wanitamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang

Menamu

Mati Suri