Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Berhitung

Kosong Dipeluk udara Ragu Satu Dijeda rasa Layu Dua Direkat luka Biru Tiga Dipenjara lupa Mengabu

Pulang

ACT 1 1. INT – KERETA – SORE   Ranu merenung di dalam kereta menikmati pemandangan luar dengan pandangan kosong. Beberapa detik kemudian, handphone-nya berbunyi dan pesan teks muncul.   ARYA (Pesan Teks) Udah sampe?   Ranu tidak menghiraukannya. Ia menghela napas pendek.   2. EXT – STASIUN – SORE   Ranu keluar dari gerbang stasiun membawa sebuah koper. Pandangannya terlempar ke sana ke mari mencari angkutan yang bisa membawanya menuju tujuan.   BAPAK TUA Mau diantar, Mbak? (sambil tersenyum)   Ranu menoleh ke arah Bapak Tua yang turun dari becak.   RANU Bisa tolong antar saya ke alamat ini, Pak? (menyodorkan sebuah alamat)   BAPAK TUA Oh, bisa, Mbak. Mari saya antar.   Ranu tersenyum dan lekas naik becak.   3. EXT – JALAN – SORE Di atas becak ranu menggenggam handphone. Ia gelisah akan sesuatu. Berkali-kali ia menulis kata Lelah dalam ruang chat Arya. Setelahnya dihapus kembali. Berkali-kali sampai ia memutuskan untuk menghap

Lebaran

  1. INT – RUMAH (RUANG TENGAH) – PAGI   Ahong memasuki rumah setelah selesai shalat Ied, ia meletakkan pecinya di atas meja.   Ahong mencari handphone -nya dan segera menghubungi ibunya yang jauh di Jawa. namun, tidak kunjung mendapat jawaban.   Ahong termenung sejenak memikirkan kabar ibu dan keluarga di sana.   2. INT – RUMAH (RUANG TAMU) – PAGI   Ahong menyiapkan makanan berat yang ia bawa dari dapur dan meletakkannya di Smeja. Lalu, ia menata makanan-makanan khas lebaran beserta banyak angpao yang sudah ia taruh di sakunya.   3. EXT – TERAS RUMAH – PAGI Segerombolan anak-anak datang menyerbu rumah Ahong dan langsung masuk dengan penuh riang.   ANAK-ANAK Assalamualaikum, Kak Ahong (suara anak-anak serempak).   Ahong menyambut anak-anak dengan senyum yang mengembang.   AHONG Wah, sudah rame. Yuk masuk, yuk. Boleh dimakan, ya, Adik-adik. (sambil menyalimi anak-anak)   Anak-anak berebut tempat duduk dan langsung mengambil makanan deng

Paradoks

Kepalamu meminta bahuku, Suaramu menangisi telingaku Lelahmu menitah waktuku, Aku izinkan, tapi tidak lagi kuinginkan.