Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Tapak dalam Senja

Hari ini bersama jingganya senja aku menatap mega. Begitu sendu. Ditemani riuh angin yang berlalu-lalang tak permisi―mengajakku untuk pergi ke suatu tempat yang telah dihuni seorang lelaki yang seperti kukenal sosoknya. Entah siapa. Aku tidak tertarik apalagi menggubrisnya. Merobek kertas lalu meniupnya adalah hal yang menarik bagiku. Itulah sebabnya, aku tidak suka suasana ramai. Di sini hening dan aku suka itu. Jenuh mulai menyapaku ketika sorot sinarnya sudah mulai mengelabu. Tentu saja, matahari telah menenggelamkan setengah tubuhnya kepada peraduannya. Yang tersisa, hanya aku bersama setumpuk kertas dalam binder serta ballpoin dan secarik foto ibu ― juga sesosok manusia itu. Ibu. Ya, tokoh sederhana yang nyaris sempurna. Begitulah aku menyebutnya. Wanita paruh baya dengan kebaya yang melenggang ditubuhnya. Sangat cantik. Ya, berunjuk gigi adalah gaya andalannya dalam berfoto. Tergores senyum yang begitu anggun dalam pigura cokelat berukir bunga nan indah bersama kenangan yan