Pulang


ACT 1

1. INT – KERETA – SORE

 

Ranu merenung di dalam kereta menikmati pemandangan luar dengan pandangan kosong. Beberapa detik kemudian, handphone-nya berbunyi dan pesan teks muncul.

 

ARYA (Pesan Teks)

Udah sampe?

 

Ranu tidak menghiraukannya. Ia menghela napas pendek.

 

2. EXT – STASIUN – SORE

 

Ranu keluar dari gerbang stasiun membawa sebuah koper. Pandangannya terlempar ke sana ke mari mencari angkutan yang bisa membawanya menuju tujuan.

 

BAPAK TUA

Mau diantar, Mbak? (sambil tersenyum)

 

Ranu menoleh ke arah Bapak Tua yang turun dari becak.

 

RANU

Bisa tolong antar saya ke alamat ini, Pak? (menyodorkan sebuah alamat)

 

BAPAK TUA

Oh, bisa, Mbak. Mari saya antar.

 

Ranu tersenyum dan lekas naik becak.

 

3. EXT – JALAN – SORE

Di atas becak ranu menggenggam handphone. Ia gelisah akan sesuatu. Berkali-kali ia menulis kata Lelah dalam ruang chat Arya. Setelahnya dihapus kembali. Berkali-kali sampai ia memutuskan untuk menghapusnya.

 

RANU (Pesan Teks)

Aku sampe and I’m OK.

 

Ranu menyandarkan tubuh pada sandaran becak, menarik napas panjang. Air mukanya mulai berubah cemas dan gelisah.

 

Flashback:

 

ACT 2

 

4. INT – RUANG TIDUR – PAGI

 

Ranu terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya dan membenarkan posisi tubuhnya lalu dengan menghadap Arya. Di sebelah tempat tidurnya ada meja kecil dan ada Arya sedang di depan laptopnya.

 

ARYA

Udah selesai acara tidurnya?

 

Ranu menoleh ke arah Arya. Ia menghela napas panjang dan mengelus kepalanya.

 

RANU

Pala aku pusing, Ya.

 

ARYA

Kamu kebanyakan takut sampe gak tau tempat pulang sebenarnya.

 

RANU

Kamu keganggu ya aku di sini?

 

Arya menutup setengah layar laptopnya, menghadap ke Ranu.

 

ARYA

Ran, berkali kali aku bilang… mau kamu ke sini setiap hari, setiap jam, berapapun lamanya ga masalah. Cuma satu, kenapa kamu harus ke sini, sedangkan ada “rumah” (arya mengangkat dua jari kedua tangannya) yang masih harus kamu beresin?

 

Ranu terdiam, menghela napas sesekali. Arya bangkit dari kursinya menuju dapur untuk menyeduh teh hangat.

 

ARYA

Mau sejauh apapun kamu pergi, kalau kamu belum selesai beresin isi rumahmu, kamu ga bisa tenang, Ran.

 

RANU

Kamu bener kok. Aku takut buat pulang, aku takut kehadiran aku di sana justru jadi pilihan terbesar aku buat nyakitin diri aku lagi.

 

ARYA

Sarapan dulu, ada bubur di meja.

 

Arya menuju dapur untuk mengambil segelas kopi untuk dirinya dan teh hangat untuk Ranu.

 

ACT 3


5. EXT – TERAS RUMAH – SORE HARI

 

Arya melihat secarik kertas di meja depan kosnya. Mengambil rokok yang ia rapatkan di mulutnya dan mengambil kertas tersebut. Mukanya bingung.

 

Arya membuka kertas yang berisi tulisan.

 

RANU (V.O)

Lelah. Malam ini aku rindu merapatkan tubuh kepada sepiku. Memilih menidurkannya pada kesendirian. Bertahan pada kensenyapan tanpa sayap-sayap dan cuap-cuap. Tubuh ini ingin jauh dari riuh. Malam ini saja kutimang segala gundah dalam dada. Semoga, kau tak kesepian.

 

Arya tersenyum. Ia mengambil hp dalam saku celananya. Mencari galeri untuk menemukan foto sepasang manusia. Senyumnya kembali mengembang.

 

Arya mengetik sebuah pesan untuk Ranu.

 

6. EXT – DEPAN RUMAH – PAGI

 

Ranu turun dan memindahkan kopernya dari becak. Ia merogoh dompet dan memberikan uang kepada Bapak Tua.

 

RANU

Terima kasih, Pak (sambil tersenyum memberikan uang kepada Bapak Tua)

 

BAPAK TUA

Enggeh, monggo, Mbak.

 

Ranu tersenyum dan mengganggukkan kepala.

 

Ranu berdiri di depan rumah yang sudah seharusnya ia kunjungi sejak lama. Rumah Sehat “Tempat kamu pulang adalah dirimu sendiri.”

 

Handphone Ranu berbunyi.

 

ARYA (Pesan Teks)

“Kamu adalah tempat pulang utama untuk diri kamu, juga aku. Takes your time. Aku tunggu kamu, Ran.”

 

Ranu tersenyum.

FADE IN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mati Suri

Kopi Hangat