Untuk Apa Kembali?

Manusia itu kembali lagi. Menjadi sesosok manusia yang lebih menyebalkan! Tidak tau harus apa. Senang, sedih atau tidak sama sekali. 

Untuk apa dia kembali? Kalau ujung-ujungnya dia hanya meminjamkan sepasang sayap yang belum pernah benar-benar jadi milikku. Lalu, ketika dia butuh sayap itu, diambillah semuanya. Sepasang sayap putih, yang ketika kumemakainya aku benar-benar merasa seperti bidadari. Tapi, kemudian jatuh, karena sayap itu memang tidak bisa membawaku menuju ke atas tebing itu. Ha-ti-mu.

Sayap yang memang hanya Tuhan yang tau siapa pemilik sebenarnya. Kau sendiri pun tak tahu.

Komentar

Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
Retorikanya expert, lanjutin terus nge-blognya...!
Jangan lupa jenguk blog gue yg selesai direnovasi tampilannya, lagi proses pemasukan data puisi...
Nih : Falsafah Elipsis...
Unknown mengatakan…
Yaudah deh...aku bisa kok pinjemin sayap aku... Tapi bukan hatiku, yah, yan... Iiih... Menusuk jiqa banget nih! Good job!

Postingan populer dari blog ini

Pulang

Menamu

Mati Suri