Bangun!

Malam yang mengingatkanku pada sepucuk surat merah jambu darimu.

Sebelumnya aku ucapkan selamat untukmu, untuk dia juga, perempuan yang membuatmu berhasil untuk menatap lekat matanya, berhasil membungkus ketakutan-ketakutan dan kekhawatiran soal perasaan yang belum pernah kau rasa. Dia berhasil. Berhasil membuat pintu itu terbuka, berhasil menyembur debu-debu di sudut hatimu. Tak sepertiku, yang hanya berhasil menjadi perempuan yang hanya menunggu waktu. Seperti dulu.

Tidak tahu kenapa rasanya tangan sangat ringan menulis semua ini, pikiranpun berjalan mundur kembali, ke masa itu. 

Singkat saja, memang sudah berlalu.

Tidak pernah menyangka akhirnya memang tidak seperti yang kuharapkan. Tidak tahu salah dibagian mana. Entah perasaan yang memang belum berpihak untukku, atau bahkan waktu yang menjedakannya, supaya kita bertemu di masa-masa saat kau dan aku sudah benar-benar dewasa. Jadi tak usah payah kau takut dan terbungkus dalam diam, dan aku tak jengah berdiri menunggu waktu. 

Semuanya, aku percaya. 

Berjalan lurus atau pun mundur bahkan belok, menurutku sama saja. Hanya satu, seperti labirin, kita tidak akan pernah tersesat. Jalan keluar pasti menunggu.

Pintaku, sadarkan aku segera supaya aku tidak lagi dalam mimpi. Sendiri.

Komentar

Unknown mengatakan…
Dian izinkan aku baca ini yan....

Postingan populer dari blog ini

Pulang

Menamu

Mati Suri