Menjadi Tamu di Beranda Matamu

Hanya tiga menit.

Malam ini izinkan aku menitipkan segala rinduku di matamu. Aku tak punya pilihan ke mana langkah selanjutnya, selain menjadi tamu di beranda matamu; sungguh, sejenak saja sebelum singgahku benar-benar jauh. Jika kautahu, aku sungguh ingin menetap di matamu. Di sana akan banyak kutemukan keteduhan, aku tak perlu khawatir mengenai rindu yang kutitipkan, sebab ia sudah tak kedinginan di tepi jalan. Riuhku runtuh dan lelahku akan padam menyeluruh. Atau kauboleh merebahkannya di dadamu yang awah, tak apa, asal ia bersamamu.

Untuk tiga puluh detik terakhir: kelak, suatu hari nanti; di matamu aku ingin kembali tinggal. Bersamamu, menjadi puan dalam matamu. Bukan untuk menjemput rindu-rinduku, tapi memagut rindu bersamamu. 

Sungguh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang

Mati Suri

Kopi Hangat